~ Bobotoh…. “Hidayah” Terindah Supporter Sepakbola ~
Follow ~> @dickysquad7
Terkadang sempat terpikir betapa meruginya diri penulis andai tidak
dibesarkan di Bandung dan mengenal apa itu PERSIB. Ya, beruntunglah
kawan-kawan kita semua yang telah mendapat “hidayah” menjadi seorang
bobotoh PERSIB, tak dapat dipungkiri itulah salah satu karunia terindah
yang pernah diberikan oleh-Nya bagi mereka yang merasakannya.
Mengapa menjadi bobotoh begitu istimewa dan luar biasa? Bukankah sama
saja dengan mereka yang mengaku dirinya jakmania, aremania, persikmania,
viola dll.Dengan lantang dan tegas, mereka yang merasa dirinya bobotoh
akan menjawab “beda!”.
Secara arogan akan muncul begitu banyak
argumen tentang mengapa menjadi bobotoh jauh lebih “suci” dan “sakral”
jika dibandingkan menjadi suporter sepakbola lain ditanah air ,namun
jika kita kaitkan dengan kata “hidayah” diatas yang merujuk kepada
sebuah petunjuk dari Tuhan, tidak direkayasa dan muncul tanpa
paksaan.Maka “hidayah” yang berkonteks dalam ranah fanatisme murni
supporter sepakbola tentang kecintaan terhadap klub akan sangat mudah
kita arahkan kepada PERSIB dan bobotohnya.
Jauh sebelum
lahirnya kelompok supporter bernama Viking (yang konon total anggotanya
mencapai 40.000 orang), PERSIB telah dikenal memiliki begitu banyak
pendukung fanatik(baca: bobotoh-red) yang tersebar terutama di Jawa
Barat yang dalam beberapa pertandingan stadion senayan yang berkapasitas
100.000 tempat duduk pun tak mampu menampung animo mereka. Dalam artian
jika Viking yang merupakan bagian kecil dari bobotoh saja berjumlah
demikian banyak, bayangkan jumlah total bobotoh terhitung sejak Viking
belum dideklarasikan pada tahun 1993,ini berbeda dengan kelompok
supporter lain yang hadir karena memang direkayasa dengan cara
deklarasi,sengaja mengumpulkan massa atau bagaimanapun caranya, biasanya
supporter jenis ini pada awalnya memang berbentuk organisasi, barulah
banyak anggota yang bergabung.
Sebagai ilustrasi, lihatlah
supporter-suporter klub yang muncul beberapa tahun kebelakang, mana ada
yang mengenal supporter persik adalah persikmania,supporter persija
adalah jakmania,supporter arema adalah aremania pada kurun 10 tahun yang
lalu, karena dapat dikatakan massa mereka tidak identik,melainkan hanya
segelintir simpatisan saja, misalkan saja aremania bubar tentunya tak
akan ada yang namanya supporter khas arema malang, ataupun benteng viola
tidak lagi eksis tentunya persita tak memiliki lagi pendukung identik
distadion,begitupun dengan kelompok-kelompok supporter lainnya, andai
saja kelompok-kelompok supporter yang muncul karena “trend” dikota-kota
di tanah air ini bubar maka dapat dipastikan tak ada lagi pendukung yang
identik dengan klub bersangkutan berdomisili, namun tentunya ada
beberapa perkecualian setidaknya untuk kota-kota yang sejak awal memang
memiliki tradisi sepakbola yang mengakar dan dikenal memiliki pendukung
fanatik dengan jumlah banyak seperti Medan, Bandung, Surabaya dan
Makasar.
Misalkan saja Viking terpaksa bubar, tentunya yang
namanya bobotoh akan tetap ada dan siap membirukan stadion saat PERSIB
berlaga, begitupun pula jika persebaya fansclub,fazters ataupun YSS
gulung tikar,yang namanya bonek tentunya tetap banyak dan selalu ada
untuk mewarnai langkah Persebaya, hal yang sama berlaku andai saja
KAMPAK di Medan ataupun Maczman di Makasar lenyap dari bumi
nusantara,supporter-suporter alami dan simpatisan mereka yang fanatik
tetap akan selalu ada seperti era perserikatan dahulu.
Menjadi
bobotoh memang seakan menjadi takdir dan dorongan alami saat seseorang
melihat ayah,kakek, atau lingkungan sekitar begitu kental dan selalu
membicarakan tentang sepakterjang “sang idola”,PERSIB Bandung. Bahkan
sulit menceritakan kapan persisnya seseorang jatuh hati kepada PERSIB,
karena rasa itu seakan hadir dan melekat secara alamiah dalam perjalanan
hidup seorang bobotoh. Rasa itu hadir tanpa perlu dideklarasikan,
diorganisir dan direkayasa dalam segala keterikatan formal.
Jika saja saat ini muncul kelompok supporter seperti Viking, toh itu
hanya karena kebutuhan saja, karena jumlah anggota dan banyak hal yang
perlu distrukturisasi, jauh sebelum dan tanpa itu pun mereka tetap
bobotoh yang hingga kapan pun memiliki keterikatan emosional dengan
bobotoh non-Viking, jadi bukan ketika menjadi anggota Viking seseorang
dianggap menjadi bobotoh PERSIB, namun ketika yang bersangkutan mulai
terpikat oleh pesona PERSIB, dapat dipastikan sebelum bobotoh berbaju
fansclub dia tentu telah menjadi seorang bobotoh, jikalau memutuskan
bergabung dengan bendera fansclub itu hanyalah sebuah pilihan yang
mempertimbangkan banyak faktor seperti kawan, territorial, gaya hidup
dll….namun satu yang pasti ,menjadi bobotoh bukanlah sebuah pilihan,
bobotoh adalah “hidayah”, mungkin itulah kata yang paling tepat, dalam
konteks unik ala supporter tentunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar